I.
Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen
Dalam suatu
penelitian, bagaimana data yang diperoleh akurat dan objektif adalah sesuatu
yang sangat esensi. Agar data yang dikumpulkan benar-benar berguna, maka alat
ukur yang digunakan harus valid dan reliabel.
A. Validitas
Validitas
(Validity) yaitu sejauhmana suatu alat ukur tepat dalam mengukur suatu data,
dengan kata lain apakah alat ukur yang dipakai memang mengukur sesuatu yang
ingin diukur. Misalnya bila kita ingin mengukur cincin, maka kita gunakan
timbangan emas. Bila ingin menimbang berat badan, maka kita gunakan timbangan
berat badan. Jadi dapat disimpulkan bahwa timbangan emas valid untuk mengukur
berat cincin, tapi timbangan berat badan tidak valid untuk mengukur cincin.
Untuk mengetahui validitas kuesioner dilakukan dengan membandingkan r tabel
dengan r hitung.
Nilai r tabel
dilihat pada tabel r dengan df= n-2 (n= jumlah responden/sampel) . Pada tingkat
kemaknaan 5%, maka akan didapatkan angka r tabel. Nilai r hasil/output SPSS
dapat dilihat pada kolom”Corrected
item-Total Correlation”.
Keputusan: “Masing-masing
pertanyaan/pernyataan dibandingkan nilai
r hasil/output dengan nilai r
tabel, bila r hasil>r tabel,
maka pertanyaan tersebut valid”.
B. Reliabilitas
Reliabilitas
adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap
konsisten bila diukur beberapa kali dengan alat ukur yang sama. Misalnya kita
ingin mengukur jarak. Alat ukur pertama yang kita gunakan adalah meteran logam,
dan alat ukur lainnya adalah dengan menghitung langkah kaki. Pengukuran dengan
meteran logam akan mendapatkan hasil yang sama kalau pengukurannya diulang dua
kali atau lebih. Namun sebaliknya jika pengukuran dengan tapak kaki, besar
kemungkinan akan didapatkan hasil yang berbeda kalau pengukurannya diulang dua
kali atau lebih. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengukuran dengan meteran logam
lebih reliabel dibandingkan dengan kaki.
Setelah semua
pertanyaan valid semua, analisis dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Untuk mengetahui
reliabilitas adalah dengan membandingkan nilai r hasil dengan r tabel. Dalam
uji reliabilitas sebagai nilai r hasil adalah nilai “Cronbach’s Alpha”. Ketentuannya :
bila r Alpha > r tabel, maka
pertanyaan tersebut reliabel.
II. Statistika Parametrik Vs, Statistika Nonparametrik
Berdasarkan jenisnya, secara umum statistik dibagi menjadi statistik parametrik dan statistik non-parametrik:
A. Statistik
Parametrik
Statistik
Parametrik, yaitu ilmu statistik yang mempertimbangkan jenis sebaran atau
distribusi data, yaitu apakah data menyebar secara normal atau tidak. Dengan
kata lain, data yang akan dianalisis menggunakan statistik parametrik harus
memenuhi asumsi normalitas. Pada umumnya, jika data tidak menyebar normal, maka
data seharusnya dikerjakan dengan metode statistik non-parametrik, atau
setidak-tidaknya dilakukan transformasi terlebih dahulu agar data mengikuti
sebaran normal, sehingga bisa dikerjakan dengan statistik parametrik.
Contoh metode statistik parametrik :
a.
Uji-z
(1 atau 2 sampel)
b.
Uji-t
(1 atau 2 sampel)
c.
Korelasi
pearson,
d.
Perancangan
percobaan (one or two-way anova parametrik), dll.
Ciri-ciri
statistik parametrik :
·
Data
dengan skala interval dan rasio
·
Data
menyebar/berdistribusi normal
Keunggulan
dan kelemahan statistik parametrik:
Keunggulan :
1.
Syarat
syarat parameter dari suatu populasi yang menjadi sampel biasanya tidak diuji
dan dianggap memenuhi syarat, pengukuran terhadap data dilakukan dengan kuat.
2.
Observasi
bebas satu sama lain dan ditarik dari populasi yang berdistribusi normal serta
memiliki varian yang homogen.
Kelemahan
:
1.
Populasi
harus memiliki varian yang sama.
2.
Variabel-variabel
yang diteliti harus dapat diukur setidaknya dalam skala interval.
3.
Dalam
analisis varian ditambahkan persyaratan rata-rata dari populasi harus normal
dan bervarian sama, dan harus merupakan kombinasi linear dari efek-efek yang
ditimbulkan.
B. Statistik
Non-Parametrik
Statistik
Non-Parametrik, yaitu statistik bebas sebaran (tidak mensyaratkan bentuk
sebaran parameter populasi, baik normal atau tidak). Selain itu, statistik
non-parametrik biasanya menggunakan skala pengukuran sosial, yakni nominal dan
ordinal yang umumnya tidak berdistribusi normal.
Contoh metode statistik non-parametrik :
a.
Uji
tanda (sign test)
b.
Rank
sum test (wilcoxon)
c.
Rank
correlation test (spearman)
d.
Fisher
probability exact test.
e.
Chi-square
test, dll
Ciri-ciri
statistik non-parametrik :
a.
Data
tidak berdistribusi normal
b.
Umumnya
data berskala nominal dan ordinal
c.
Umumnya
dilakukan pada penelitian sosial
d.
Umumnya
jumlah sampel kecil
Keunggulan
dan kelemahan statistik non-parametrik :
Keunggulan :
1.
Tidak
membutuhkan asumsi normalitas.
2. Secara
umum metode statistik non-parametrik lebih mudah dikerjakan dan lebih mudah
dimengerti jika dibandingkan dengan statistik parametrik karena ststistika
non-parametrik tidak membutuhkan perhitungan matematik yang rumit seperti halnya
statistik parametrik.
3. Statistik
non-parametrik dapat digantikan data numerik (nominal) dengan jenjang
(ordinal).
4.
Kadang-kadang
pada statistik non-parametrik tidak dibutuhkan urutan atau jenjang secara
formal karena sering dijumpai hasil pengamatan yang dinyatakan dalam data
kualitatif.
5. Pengujian
hipotesis pada statistik non-parametrik dilakukan secara langsung pada
pengamatan yang nyata.
6. Walaupun
pada statistik non-parametrik tidak terikat pada distribusi normal populasi,
tetapi dapat digunakan pada populasi berdistribusi normal.
Kelemahan :
1.
Statistik
non-parametrik terkadang mengabaikan beberapa informasi tertentu.
2. Hasil
pengujian hipotesis dengan statistik non-parametrik tidak setajam statistik
parametrik.
3. Hasil
statistik non-parametrik tidak dapat diekstrapolasikan ke populasi studi
seperti pada statistik parametrik. Hal ini dikarenakan statistik non-parametrik
mendekati eksperimen dengan sampel kecil dan umumnya membandingkan dua kelompok
tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar