1. Pengertian populasi
Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari
satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya hendak diteliti. Dan
satuan-satuan tersebut dinamakan unit analisis, dan dapat berupa orang-orang,
institusi-institusi, benda-benda, dst. (Djawranto, 1994 : 420).
2. Pengertian Sampel
Sampel atau
contoh adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti
(Djarwanto, 1994:43). Sampel yang baik, yang kesimpulannya dapat dikenakan pada
populasi, adalah sampel yang bersifat representatif atau yang dapat
menggambarkan karakteristik populasi.
Kita melakukan
penelitian sampel dari pada melakukan penelitian populasi karna penelitian
sampel memiliki beberapa keuntungan, yaitu:
- Karna menghemat dari segi waktu, tenaga dan biaya karna subyek penelitian sample relative lebih sedikit di banding dengan study populasi
- Di banding dengan penelitian populasi penelitian sample lebih baik karna apabila penelitian populasi terlalu besar maka di khawatirkan ada yang terlewati dan lebih merepotkan
- Pada penelitian populasi akn terjadi kelelahan dalam pencatatan dan analisisnya
- Dalam penelitian populasi sering bersifat destruktif
- Adakalanya penelitian populasi tidak lebih baik di laksanakan karna terlalu luas populasinya.
Pengertian dari sampel adalah sebagian dari subyek dalam populasi yang
diteliti, yang sudah tentu mampu secara representative dapat mewakili
populasinya (Sabar,2007).
Menurut Sugiyono sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteritik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, missal karena keterbatan
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti akan mengambil sampel dari populasi itu.
Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk
populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
representative (Sugiyono,2011).
Ada empat parameter yang bisa dianggap menentukan representativeness sampel
(sampel yang benar-benar mencerminkan populasinya), yaitu:
1
1.Variabilitas populasi
Variabilitas populasi merupakan hal yang sudah “given”, artinya peneiti
harus menerima sebagaimana adanya, dan tidak dapat mengatur atau
memanipulasinya.
2.Besar sampel
Makin besar sampel yang diambil akan semakin besar atau tinggi taraf
representativeness sampel tersebut. Jika populasinya homogen secara sempurna,
besarnya sampel tidak mempengaruhi tarag representativeness sampel.
3.Teknik penentuan sampel
Makin tinggi tingkat rambang dalam penentuan sampel, akan makin tinggi pula
tingkat representativeness sampel.
4.Kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi dalam sampel.
Makin lengkap ciri-ciri populasinya yang dimasukkan ke dalam sampel, akan
makin tinggi tingkt representativeness sampel.
3. Kriteria Sampel
Ada dua kriteria sampel yaitu kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.
Penentuan kriteria sampel diperlukan untuk mengurangi hasil peneliian yang bias.
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek
penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti
(Nursalam, 2003: 96). Sedangkan yang dimaksud dengan Kriteria eksklusi adalah
meng-hilangkan/mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari penelitian
karena sebab-sebab tertentu (Nursalam, 2003: 97).
Sebab-sebab
yang dipertimbangkan dalam menentukan kriteria ekslusi antara lain: a. subjek
mematalkan kesediannya untuk menjadi responden penelitian, dan b. subjek berhalangan
hadir atau tidak di tempat ketika pengumpulan data dilakukan.
4. Teknik pengambilan sampel
a. Pengertian
teknik pengambilan sampel
Teknik
pengambilan sampel atau teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel dari
populasi. Sampel yang merupakan sebagaian dari populasi tsb. kemudian diteliti
dan hasil penelitian (kesimpulan) kemudian dikenakan pada populasi
(generalisasi). Hubungan populasi, sample, teknik sampling, dan generasi dapat
digambarkan sebagai berikut:
b.
Syarat-syarat teknik sampling
Teknik sampling
boleh dilakukan bila populasi bersifat homogen atau memiliki karakteristik yang
sama atau setidak-tidaknya hampir sama. Bila keadaan populasi bersifat
heterogen, sampel yang dihasilkannya dapat bersifat tidak representatif atau
tidak dapat menggambarkan karakteristik populasi.
c. Jenis-jenis
teknik sampling
1) Teknik
sampling secara probabilitas
Teknik sampling
probabilitas atau random sampling merupakan teknik sampling yang dilakukan
dengan memberikan peluang atau kesempatan kepada seluruh anggota populasi untuk
menjadi sampel. Dengan demikian sampel yang diperoleh diharapkan merupakan
sampel yang representatif.
Teknik sampling
semacam ini dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.
a) Teknik
sampling secara rambang sederhana.
Cara paling
populer yang dipakai dalam proses penarikan sampel rambang sederhana adalah
dengan undian.
b) Teknik
sampling secara sistematis (systematic sampling).
Prosedur ini
berupa penarikan sample dengan cara mengambil setiap kasus (nomor urut) yang kesekian
dari daftar populasi.
c) Teknik
sampling secara rambang proportional.
Jika populasi
terdiri dari subpopulasi-subpopulasi maka sample penelitian diambil dari setiap
subpopulasi. Adapun cara peng-ambilan- nya dapat dilakukan secara undian maupun
sistematis.
d) Teknik
sampling secara rambang bertingkat.
Bila
subpoplulasi-subpopulasi sifatnya bertingkat, cara peng-ambilan sampel sama
seperti pada teknik sampling secara proportional.
e) Teknik
sampling secara kluster (cluster sampling)
Ada kalanya peneliti
tidak tahu persis karakteristik populasi yang ingin dijadikan subjek penelitian
karena populasi tersebar di wilayah yang amat luas. Untuk itu peneliti hanya
dapat menentukan sampel wilayah, berupa kelompok klaster yang ditentukan secara
bertahap. Teknik pengambilan sample semacam ini disebut cluster sampling atau
multi-stage sampling.
2) Teknik
sampling secara nonprobabilitas.
Teknik sampling
nonprobabilitas adalah teknik pengambilan sample yang ditemukan atau ditentukan
sendiri oleh peneliti atau menurut pertimbangan pakar.
Beberapa jenis
atau cara penarikan sampel secara nonprobabilitas adalah sebagai berikut.
a) Purposive
sampling atau judgmental sampling
Penarikan
sampel secara puposif merupakan cara penarikan sample yang dilakukan memiih
subjek berdasarkan kriteria spesifik yang dietapkan peneliti.
b) Snow-ball
sampling (penarikan sample secara bola salju).
Penarikan
sample pola ini dilakukan dengan menentukan sample pertama. Sampel berikutnya
ditentukan berdasarkan informasi dari sample pertama, sample ketiga ditentukan
berdasarkan informasi dari sample kedua, dan seterusnya sehingga jumlah sample
semakin besar, seolah-olah terjadi efek bola salju.
c) Quota
sampling (penarikan sample secara jatah).
Teknik sampling
ini dilakukan dengan atas dasar jumlah atau jatah yang telah ditentukan.
Biasanya yang dijadikan sample penelitian adalah subjek yang mudah ditemui
sehingga memudahkan pula proses pengumpulan data.
d) Accidental
sampling atau convenience sampling
Dalam
penelitian bisa saja terjadi diperolehnya sampel yang tidak direncanakan
terlebih dahulu, melainkan secara kebetulan, yaitu unit atau subjek tersedia
bagi peneliti saat pengumpulan data dilakukan. Proses diperolehnya sampel
semacam ini disebut sebagai penarikan sampel secara kebetulan.
4. Penentuan
Jumlah Sampel
Bila jumlah
populasi dipandang terlalu besar, dengan maksud meng-hemat waktu, biaya, dan
tenaga, penelitili tidak meneliti seluruh anggota populasi. Bila peneliti
bermaksud meneliti sebagian dari populasi saja (sampel), pertanyaan yang selalu
muncul adalah berapa jumlah sampel yang memenuhi syarat. Ada hukum statistika
dalam menentukan jumlah sampel, yaitu semakin besar jumlah sampel semakin menggambarkan
keadaan populasi (Sukardi, 2004 : 55).
Selain
berdasarkan ketentuan di atas perlu pula penentuan jumlah sampel dikaji dari
karakteristik populasi. Bila populasi bersifat homogen maka tidak dituntut
sampel yang jumlahnya besar. Misalnya saja dalam pemeriksaan golongan darah.
Walaupun
pemakaian jumlah sampel yang besar sangat dianjurkan, dengan pertimbangan
adanya berbagai keterbatasan pada peneliti, sehingga peneliti berusaha
mengambil sampel minimal dengan syarat dan aturan statistika tetap terpenuhi
sebagaimana dianjurkan oleh Isaac dan Michael (Sukardi, 2004 : 55). Dengan
menggunakan rumus tertentu (lihat Sukardi, 2004 : 55-56), Isaac dan Michael
memberikan hasil akhir jumlah sampel terhadap jumlah populasi antara 10 –
100.000.